Sejarah Ayam Broiler di Indonesia

Sejarah Ayam Broiler di Indonesia - Hallo sahabat Fish Media Article, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Sejarah Ayam Broiler di Indonesia, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Beternak Ayam Pedaging, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sejarah Ayam Broiler di Indonesia
link : Sejarah Ayam Broiler di Indonesia

Baca juga


Sejarah Ayam Broiler di Indonesia

Sejarah ayam pedaging Indonesia ~ Meskipun ayam ras sudah ada sejak tahun 1960-an ketika para peternak mulai membudidayakannya, ayam pedaging tidak menjadi populer sampai tahun 1980-an. Ayam komersial yang dijual hari ini tidak populer sampai tahun 1980-an. Awalnya, ayam potong adalah ayam petelur, seperti ayam Leghorn puncak tunggal. Namun saat itu masih banyak masyarakat yang kurang menyukai ayam pedaging karena sudah terbiasa dengan peternakan ayam kampung sehingga sulit untuk membawa ayam pedaging ke pasar.


Produsen ayam yang baru memulai usahanya khawatir dan terancam kerugian. Pada akhir 1980-an, pihak berwenang memulai kampanye untuk mempromosikan konsumsi daging ayam untuk menggantikan atau menambah konsumsi daging ruminansia, yang sulit ditemukan pada saat itu. Situasi telah berubah, banyak peternakan ayam pedaging kini telah didirikan, dan peternak musiman telah muncul seiring dengan meningkatnya permintaan untuk ayam pedaging. Dari sana, kain komersial atau produk jadi mulai dikenal, dan orang-orang secara bertahap mulai menerimanya sebagai ayam meja.

Antusiasme masyarakat dan minat investor meningkat ketika mengetahui anak ayam umur 8 minggu bisa dijual, karena pada umur tersebut beratnya hampir sama dengan anak ayam kampung yang berumur sekitar satu tahun. Orang mengenal ayam pedaging sebagai ayam pesaing baru ayam lokal, dengan rasa yang khas, empuk dan daging yang penuh.

Kelebihan dan kekurangan ayam kampung sudah saling melengkapi dan tidak lagi bersaing satu sama lain, karena masakan daerah seperti ayam goreng mbokber, ayam goreng besar atau rendang membutuhkan pemanggangan yang lama dan masih memerlukan tip. Ayam empuk dengan daging yang keras, misalnya. Diketahui bahwa ayam akan hancur selama proses pemanggangan yang lama. Seperti masakan lainnya, ayam sudah menjadi menu andalan di berbagai kalangan.

Beberapa petani mengeluh bahwa tanaman sulit tumbuh dan tahan terhadap penyakit. Padahal, hal ini tidak akan terjadi jika pengelolaannya diterapkan dengan benar. Konsumen Indonesia sudah terikat dengan ayam kampung, dan ayam besar hampir tidak bisa diterima. Istilah-istilah tersebut meliputi peristiwa-peristiwa berikut. Ayam broiler dijual di pasaran dengan harga 1,3 - 1,6 bobot hidup per ekor, dan ini dilakukan dalam 5 - 6 minggu, karena ayam yang sangat berat akan sulit dijual.

Akibat eksploitasi komersial ayam broiler ini, selama tahun 1970-an dan 1980-an, peternak memelihara ayam petelur untuk tujuan ganda daging, yang tujuannya jelas daging. Ayam dwiguna ini dapat digunakan untuk daging, karena kualitasnya tetap sama dengan ayam pedaging. Seperti ayam jantan, pertumbuhannya secara alami lebih cepat, meskipun lebih lambat daripada ayam pedaging.

Alternatif lain selain ayam petelur adalah ayam jago dwiguna, karena benih sulit diperoleh pada waktu itu. Perlu diingat bahwa ayam petelur sekitar 50% jantan dan 50% betina. Betina digunakan untuk telur komersial, bukan jantan. Di masa lalu, pejantan dibakar hanya karena mereka tidak dapat dipasarkan dan tidak berkembang biak. Namun karena rumitnya tekstur DOC (ayam umur satu hari) dan ketergantungan selera konsumen Indonesia, maka digunakanlah ayam jago dwiguna yaitu ayam jago telur. Tak heran, ayam jago dwiguna menjadi populer dan laris manis saat itu. Padahal saat itu harganya mirip dengan ayam DOC.

Hingga saat ini ayam broiler sudah populer di kalangan masyarakat Indonesia dengan sejumlah keunggulan, di antaranya hanya 5-6 minggu sebelum panen. Hal ini memaksa banyak peternak musiman untuk beralih ke peternakan, terutama ketika harga ayam tinggi. Akibatnya, pembelian ayam DOC terus meningkat sejauh ini, karena ketika pasokan meningkat, harga karbon biodegradable turun dan akan naik lagi ketika permintaan naik lagi. Sampai saat ini, anggota Rags selalu ayam, yaitu ayam putih dan cepat tumbuh.

Ayr Muhammad Raseef


Demikianlah Artikel Sejarah Ayam Broiler di Indonesia

Sekianlah artikel Sejarah Ayam Broiler di Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Sejarah Ayam Broiler di Indonesia dengan alamat link https://www.kingfish-media.com/2022/08/sejarah-ayam-broiler-di-indonesia.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Ayam Broiler di Indonesia"

Posting Komentar